Tindak Tutur Direktif Percakapan Kaum Priyayi Pada Roman Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer
Abstract
Tindak tutur merupakan bentuk tuturan yang dimaksudkan untuk memengaruhi mitra tutur agar melakukan suatu tindakan. Artikel ini merinci klasifikasi tindak tutur menurut Austin, yang mencakup tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi, serta pengkategoriannya oleh Searle menjadi asertif, momisif, ekspresif, dan deklaratif. Tujuan penelitian ini menganalisis tindak tutur direktif dalam percakapan kaum priyayi, yang melibatkan Bendoro, Mas Nganten, para agus, tamu kadipaten, dan kusir. Kaum priyayi merupakan golongan yang berposisi tinggi dalam masyarakat Jawa, terdiri dari keturunan bangsawan, raja, dan pegawai pemerintah kolonial Belanda. Tindak tutur direktif dalam konteks ini mencakup perintah, permohonan, saran, dan nasihat. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan mengambil data dari Roman "Gadis Pantai. Hasil penelitian menunjukkan tindak tutur direktif dalam percakapan kaum priyayi berupa perintah yang terlihat dalam percakapan Mas Nganten terhadap Bujang, Bendoro dengan Mas Nganten, para bujang, dan para agus. Selain itu, tindak tutur ini juga melibatkan permohonan, saran, dan nasihat, seperti saat Bendoro memberikan saran pada Mas Nganten mengenai tugas dan tanggung jawabnya sebagai istri priyayi. Analisis terhadap Tindak Tutur Direktif dalam Roman Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer dapat ditemukan terdapat 40 percakapan yang terdiri dari 12 percakapan tidak tutur percakapan direktif menyuruh. 7 percakapan kaum priyayi Tidak tutur direktif memohon, 4 percakapan kaum priyayi tindak tutur menyarankan,9 percakapan kaum priyayi dengan tindak tutur direktif menasehati, 8 percakapan kaum priyayi tindak tutur direktif menentang.
References
Alpansori, M. J., & Wijaya, H. (2014). Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Cerita Rakyat Sasak (Pendekatan Pragmatik). Educatio, 9(2), 308–326.
Apriliyanti, dkk. (2021). Kesantunan Tutur Remaja Dilihat Dari Sudut Pandang Lokusi, Ilokusi, Dan Perlokusi Di Kampung Jolok Desa Sikur (Studi Pragmatik). ALINEA: Jurnal Bahasa, Sastra Dan Pengajarannya, 1(1), 19–29
Cummings, Louise. (2019). Pragmatik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chaer, Abdul. (2010). Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. (2010). Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunarwan, Asim. (1994). Pragmatik: Pandangan Mata Burung di dalam Soenjono Dardjowidjojo
(penyunting) Mengiring Rekan Sejati: Festschrift buat Pak Ton. Jakarta: Unika Atma Jaya.
Irfan, M., & Wijaya, H. (2021). Kesantunan Tutur Remaja Dilihat Dari Sudut Pandang Lokusi, Ilokusi, Dan Perlokusi Di Kampung Jolok Desa Sikur (Studi Pragmatik). ALINEA: Jurnal Bahasa, Sastra Dan Pengajarannya, 1(1), 19–29.
Prayitno,Harun Joko.(2011). Kesantunan Sosiopragmatik. Surakarta:Universitas MuhammadiyahPress. (http://scholar.google.co.id/ diunduh 28 April 2020)
Mulyana. (2005). Kajian Wacana :Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. Yogylakarta: Tiara Wacana.
Rahardi, Kunjana. (2005). Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Erlangga.
Tarmini, Wini, dkk. 2021. Tindak Tutur Ekspresif Penderita Down Syndrome Latih
(Studi Kasus Syarifah Di SLB Negeri 1 Alahan Panjang). ALINEA: Jurnal
Bahasa, Sastra Dan Pengajarannya, 1(2), 324–334.
Wijaya, H. (2014). “Efek Magis” Bahasa terhadap Kesantunan Berbahasa dalam Peristiwa Sidang Pelanggaran Lalu Lintas di Pengadilan Negeri Selong. Mabasan, 8(2), 125–140.
Wijaya, H. (2019). Prinsip Kesopanan Dalam Tindak Tutur Transaksi Jual Beli di Pasar Mingguan Desa Tebaban Kecamatan Suralaga: Kajian Pragmatik. Mabasan, 13(1), 77–96.
Copyright (c) 2023 Nurul Hamdiyah Arif, Wahyu Widayati, Ni Nyoman

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.