Analisis Pengaruh Limbah Pabrik Tahu Terhadap Kualitas Air Sungai: Studi Kasus Dan Implikasi Terhadap Lingkungan
Abstract
Limbah cair dari pabrik tahu mengandung senyawa organik tinggi, seperti protein dan asam amino, yang menurunkan kualitas air sungai melalui peningkatan Total Dissolved Solids (TDS), penurunan pH, dan penurunan oksigen terlarut. Dampak ini merusak ekosistem akuatik dan mengancam kesehatan masyarakat dengan risiko seperti penyakit kulit dan gangguan pencernaan. Metode penelitian melibatkan survei dan wawancara dengan warga serta pekerja pabrik, disertai observasi langsung di lokasi. Analis menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pengelolaan limbah oleh produsen tahu rendah, dan kurangnya fasilitas pengolahan air limbah (IPAL) mengakibatkan pencemaran yang parah. Limbah tersebut juga mencemari udara dan tanah, meningkatkan risiko gangguan pernapasan dan menurunkan kesuburan tanah. Penelitian ini merekomendasikan pengelolaan limbah yang lebih baik dengan pembangunan IPAL yang memadai, penerapan teknologi fitoremediasi, serta peningkatan regulasi dan kesadaran industri untuk melestarikan lingkungan. Diharapkan langkah-langkah ini dapat mengurangi dampak negatif limbah pabrik tahu, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga kelestarian ekosistem sungai.References
Damayanti, A., Hermana, J., & Masduqi, A. (2004). LIMBAH PABRIK TAHU DENGAN KAYU APU ENVIRONMENTAL ANALYSIS FROM TOFU WASTE WATER TREATMENT BY WATER LETTUCE ( Pistia stratiotes L . ). Jurnal Purifikasi, 5(4), 151–156.
Fadli, D. A., Utami, A., & Yudono, A. R. A. (2021). Pengaruh Karakteristik Limbah Cair Tahu Terhadap Kualitas Air Sungai Di Desa Siraman, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI, 3(1), 130–138. https://doi.org/10.31315/psb.v3i1.6243
Khiatudin, M. (2003). Melestarikan Sumber Daya Air dengan Teknologi Rawa Buatan. Gama Press.
Mardhia, D., & Abdullah, V. (2018). Jurnal Biologi Tropis Studi Analisis Kualitas Air Sungai Brangbiji Sumbawa Besar sungai. Biologi Tropis, 18(2), 182–189.
Pagoray, H., Sulistyawati, S., & Fitriyani, F. (2021). Limbah Cair Industri Tahu dan Dampaknya Terhadap Kualitas Air dan Biota Perairan. Jurnal Pertanian Terpadu, 9(1), 53–65. https://doi.org/10.36084/jpt..v9i1.312
Sayow, F., Polii, B. V. J., Tilaar, W., & Augustine, K. D. (2020). Analisis Kandungan Limbah Industri Tahu Dan Tempe Rahayu Di Kelurahan Uner Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa. Agri-Sosioekonomi, 16(2), 245. https://doi.org/10.35791/agrsosek.16.2.2020.28758
Utami, K. T., & Syafrudin, S. (2018). Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Studi Kasuspt. Holcim Indonesia, Tbk Narogong Plant. Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi Dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 15(2), 127. https://doi.org/10.14710/presipitasi.v15i2.127-132
Vandana, S. (2002). Energi Alternatif: Mikrobiologi Terapan.
Wardana, B. K., Haribowo, R., & Yuliani, E. (2020). Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Cair Peternakan Sapi Pada Desa Petungsewu Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Jurnal Teknologi Dan Rekayasa Sumber Daya Air, 1(1), 17–28. https://doi.org/10.21776/ub.jtresda.2021.001.01.02